COURTESY
INTEGRITY
PERSEVERANCE
SELF CONTROL
INDOMITABLE SPIRIT

Minggu, 05 Agustus 2012

SEBUAH PUISI TENTANG AZAS-AZAS TAEKWON-DO

Budi Pekerti
Adalah berarti memberi hormat
Kepada para sabuk hitam dan guru yang telah mengajar kita.
Menjalankan kewajiban kita sebelum menuntut sesuatu
Serta selalu siap membantu dalam setiap kesempatan.
Mengucapkan kata-kaata yang sederhana seperti terima kasih dan tolong
Serta jangan menyakiti ataupun mengejek.

Integritas
Adalah sebuah peraturan sederhana
Untuk selalu jujur, baik di rumah maupun di sekolah.
Tidak pernah berbuat curang pada waktu ujian
Atau berpikir bahwa kita lebih baik dari yang lain.
Berbohong maupun mencuri bukanlah sesuatu yang benar
Jadi berusahalah untuk selalu jujur didalam setiap kesempatan.

Ketekunan
Adalah berkata pada diri sendiri
Bahwa kita akan menyelesaikan segala sesuatu yang telah kita mulai.
Menolak untuk keluar ketika keadaan menjadi semakin berat
Atau menangis ketika pertarungan menjadi semakin keras.
Tidak menyerah ketika harus memecahkan papan
Tidak peduli berapa kalipun harus dicoba.

Pengendalian diri
Menyatakan suatu kenyataan yang sederhana
Bahwa kamu harus selalu berpikir dahulu sebelum bertindak.
Berada di kelas bukan dengan otot yang ditekuk
Meskipun ingin menggaruk karena terasa gatal.
Menghitung sampai sepuluh pada saat kamu marah
Kemudian melupakannya karena beretengkar adalah sesuatu hal yang buruk.

Semangat Pantang Menyerah
Berarti tidak menampakan rasa takut
Atau melarikan diri pada saat masalah mendekat.
Mengerti bahwa dalam kehidupan ada resiko-resiko yang harus kita hadapi
Dan terdapat beberapa kesalahan dalam perbuatan kita.
Tetap bertahan dengan bangga dan berpikir dengang jernih
Saya OK! Saya dapat melakukannya! Saya percaya pada diri saya.


Diambil dari           : "Readers Forum" - Taekwon-Do Times - edisi Mei 1998
Karya                    : Cindy Eschenbacher, Brainerd, MN, USA
Penterjemah           : Nina Liana Ramaputra, Dan III ITF

Penjabaran azas-azas Taekwon-Do

Tidak dapat disangkal lagi, bahwa berhasil atau gagalnya berlatih Taekwon-Do sebagian besar tergantung bagaimana siswa menjalankan dan menerapkan azas-azas Taekwon-Do yang menjadi pedoman bagi para siswa yang mempelajari Taekwon-Do secara serius.



BUDI PEKERTI (COURTESY/YE UI)
Dapat dikatakan bahwa budi pekerti adalah suatu peraturan tidak tertulis yang dibuat oleh guru-guru filsafat Zaman dulu sebagai arti untuk menerangkan usaha manusia dalam menjaga hubungan masyarakat yang harmonis. Selanjutnya budi pekerti menjadi sebuah ukuran tertinggi yang dibutuhkan oleh mahluk hidup.

Para siswa Taekwon-Do harus berusaha melatih unsur-unsur budi pekerti di bawah ini untuk membangung sifat mulia dan menjalankan latihan dengan sikap tertib yang sama baiknya.
  1. Mengembangkan semangat saling menghargai
  2. Mengakui kesalahan sendiri dan tidak melemparkannya kepada orang lain
  3. Berlaku sopan terhadap satu dan lainnya
  4. Membangkitkan rasa keadilan dan kemanusiaan
  5. Mendahulukan instruktur dari siswa, senior dari junior, dan yang lebih tua dari yang lebih muda
  6. Berperilaku sesuai dengan etika
  7. Menghormati hak milik orang lain
  8. Menangani suatu urusan dengan adil dan bijaksana
  9. Jangan memberi atau menerima sesuatu yang tidak ikhlas


INTEGRITAS (INTEGRITY/YOM CHI)
Di dalam Taekwon-Do, kata integritas memiliki makna yang lebih mendalam dari yang tercantum di Webster's dictionary. Seseorang harus dapat membedakan antara benar dan salah serta mempunyai hati nurani, jika berbuat salah harus mempunyai perasaan bersalah. Dibawah ini adalah beberapa contoh dimana integritas diabaikan
  1. Seorang instruktur yang tidak dapat menunujukan kemampuan dirinya serta nilai-nilai Taekwon-Do, akan memberikan teknik-teknik yang tidak layak kepada para siswanya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki atau kurangnya rasa perduli.
  2. Seorang siswa yang tidak dapat menunjukan kemampuan dirinya dengan “merekayasa” bahan-bahan untuk teknik pemecahan sebelum peragaan.
  3. Seorang instruktur yang menyembunyikan teknik-teknik buruk yang dimilikinya dengan tempat latihan yang mewah dan sanjungan yang tidak tepat terhadap para siswanya.
  4. Seorang siswa yang meminta tingkatan sabuk dari seorang instruktur, atau berusaha untuk membelinya.
  5. Seorang siswa yang meraih tingkatan sabuk hanya untuk kepentingan diri sendiri atau hanya untuk menunjukan kekuatan.
  6. Seorang instruktur yang mengajarkan dan memperkenalkan Taekwon-Do demi hanya mengejar materi.
  7. Seorang siswa yang berbuat tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkannya.
  8. Seorang siswa yang merasa malu untuk meminta pendapat dari junior-juniornya.


KETEKUNAN (PERSEVERANCE/IN NAE)\
Berikut ini adalah pepatah kuno yang berasal dari Asia Timur, “Kesabaran akan membawa kebajikan atau pahala”. Seseorang dapat menciptakan tempat tinggal yang damai dengan bersabar 1001 kali. Tentunya, kebahagian dan kemakmuran sering kali didapatkan oleh orang yang memiliki kesabaran. Untuk mencapai sesuatu, apakah itu suatu tingkatan sabuk yang tinggi atau teknik yang sempurna, seseorang harus mempunyai cita-cita, lalu secara ulet memperjuangkannya. Robert Bruce mendapatkan pelajaran ketekunan dari usaha ulet seekor laba-laba dalam membangun jaringnya. Kesabaran dan keuletannya inilah yang pada akhirnya membawa beliau membebaskan Skotlandia pada abad ke-14. Salah satu kunci terpenting untuk menjadi pemimpin Taekwon-Do adalah mengatasi setiap kesulitan dengan ketekunan.

Confucius berkata “Seseorang yang tidak memiliki kesabaran dalam menangani urusan yang kecil tidak akan berhasil dalam menangani urusan yang besar”.


PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL/GUK GI)
Azas ini sangat penting baik di dalam maupun di luar Dojang. Ketika seseorang dalam latihan pertarungan bebas atau dalam urusan pribadi. Kehilangan pengendalian diri akan membawa malapetaka, baik bagi siswa itu sendiri maupun lawannya.
Ketidakmampuan untuk hidup dan bekerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki serta keadaan lingkungan disekeliling adalah suatu bentuk yang juga mengabaikan pengendalian diri.
Menurut Lao-Tzu “Inti dari pengendalian diri adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri sebelum menaklukan orang lain”.


SEMANGAT PANTANG MENYERAH (INDOMITABLE SPIRIT/BAEKJUL BOOLGOOL)
“Disini terbaring 300 manusia, yang telah menjalankan tugasnya”. Adalah tulisan singkat pada sebuah nisan yang menggambarkan salah satu tindakan gagah berani bagi umat manusia.

Walaupun berhadapan dengan kekuatan Xerxes yang sangat luar biasa, Leonidas dan 300 prajuritnya memperlihatkan kepada dunia tentang arti semangat pantang menyerah. Diperlihatkan bahwa suatu keberanian serta prinsip akan melenyapkan penghalang yang sangat besar.

Siswa Taekwon-Do yang serius akan selalu bersikap rendah hati dan jujur. Jika menghadapi suatu ketidakadilan, harus berani memeranginya tanpa rasa takut atau ragu sama sekali dengan semangat pantang menyerah, tanpa memandang siapa dan bagaimanapun sulitnya.

Confucius berkata “Adalah suatu tindakan pengecut dimana tidak berani menentang ketidakadilan” Telah dibuktikan oleh sejarah, mereka yang mengejar impian-impian yang diinginkannya dengan memiliki semangat pantang menyerah yang kuat dan bersungguh-sungguh tidak akan pernah gagal dalam mewujudkan cita-citanya.

Senin, 30 Juli 2012

Sejarah Taekwon-Do III


Akhirnya presiden Park Chung Hee memerintahkan Un Yong Kim, wakil pimpinan pasukan keamanan presiden untuk mengambil alih KTA dan membentuk organisasi tandingan. Tak lama kemudian World Taekwondo Federation (WTF) pun terbentuk

Pemerintah Korea Selatan pada masa itu berusaha untuk menghambat kemajuan dan perkembangan ITF dengan segala cara, termasuk dengan mengancam dan mencabut passport para instruktur Taekwon-Do beserta keluarga mereka yang mempunyai hubungan dengan ITF. Beliau bahkan di tuding sebagai pimpinan teroris yang akan membunuh presiden Korea Selatan. Tetapi tekanan-tekanan tsb tidaklah menjadikan Gen. Choi Hong Hi patah semangat. Bahkan membuat beliau semakin kuat dan memotivasi beliau untuk terus mengembangkan dan menyebarkan Taekwon-Do. Salah satunya adalah dengan berhasilnya beliau mendirikan Taekwon-Do ITF di Jepang dengan bantuan Mr. Chon Jin Sik.

Pada Tahun 1982 Gen. Choi Hong Hi beserta tim demonstrasi ITF berkesempatan berkunjung ke Korea Utara untuk memperkenalkan Taekwon-Do. Anggota-anggota tim demonstrasi ITF saat itu antara lain : Master Chuck Serref, Master Park Jung Tae, Burusa, Dimitri Kosgolou, Master Suk Hee Yi, Master Rhee Ki Ha, Master Choi Jung Hwa, Master Sam Soo Han, dll. Demonstrasi Taekwon-Do di Korea Utara sukses besar, bahkan pemerintah Korea Utara melalui wakil PM. Chung Joon Ki meminta Gen. Choi Hong Hi untuk mengirimkan instruktur ke Korea Utara guna melatih Taekwon-Do ITF. Beliau kemudian mengirimkan Master Park Jung Tae untuk mendidik calon-calon instruktur Taekwon-Do ITF di Korea Utara.

Pada tahun-tahun berikutnya Gen Choi Hong Hi semakin giat menyebarkan Taekwon-Do ITF ke seluruh dunia walaupun mendapat tekanan dan ancaman dari pemerintah Korea Selatan.
Pada tahun 1998 terjadi perubahan pada atmosfir pemerintahan Korea Selatan dengan naiknya Kim Dae Jung sebagai presiden. Beliau dikenal sebagai teman seperjuangan Gen. Choi Hong Hi dalam menentang kediktatoran di Korea Selatan. Tekanan-tekanan terhadap Gen. Choi Hong Hi menjadi berkurang, bahkan presiden Kim Dae Jung mengijinkan ITF untuk berdiri di Korea Selatan. Terbukti dengan banyaknya instruktur-instruktur ITF yang dikirim untuk melatih di Korea Selatan, dan banyak pula instruktur-instruktur Taekwon-Do dari Korea Selatan yang berkunjung ke negara-negara dimana organisasi ITF berdiri untuk berlatih disana.

Berkurangnya tekanan -tekanan dari pemerintah Korea Selatan tidaklah membuat Gen. Choi Hong Hi menjadi malas. Beliau bahkan semakin giat untuk terus mengembangkan Taekwon-Do ITF. Beliau berkeliling dunia dan mengadakan seminar-seminar guna meningkatkan mutu para instruktur dan praktisi Taekwon-Do ITF.
Pada tanggal 16 Juni 2002 Gen. Choi Hong Hi wafat pada usia 84 tahun. Walau beliau telah tiada tetapi warisan beliau tetap abadi dan tetap dipelajari oleh banyak orang hingga hari ini.

Sejarah Taekwon-Do II


Pada tanggal 15 Agustus 1945, tiga hari sebelum hukuman mati atas beliau dilaksanakan Jepang kalah perang dan menyerah tanpa syarat pada sekutu, dan pendudukan Jepang atas Korea berakhir. Choi muda bebas dan bergabung dengan angkatan darat Korea Selatan.

Pada awal karirnya yaitu pada bulan Januari 1946, dengan pangkat letnan 2, beliau ditugaskan sebagai komandan kompi di infanteri ke-4 di Kwangju, propinsi Cholla Namdo. Pada waktu iti beliau mulai mengajarkan para anak buahnya dengan Tang Soo (sebutan Korea untuk Karate).

Selama masa tugasnya di AD Korea, beliau mulai meneliti seni bela diri yang dipelajarinya. Pada bulan September 1953 pada pangkat Mayor Jenderal, beliau membentuk Divisi Infanteri ke-29 yang disebut “Fist Division” atau “Ik-Hee” (di singkat menjadi ICK). Dengan bantuan Master Nam Tae Hee dan Master Han Cha Kyo, Divisi inilah yang menjadi labolatorium dalam pengembangan Taekwon-Do selanjutnya dan banyak melahirkan instruktur-instruktur kelas dunia, diantaranya adalah Grandmaster Rhee Ki Haa.

Setelah bertahun-tahun melakukan penelitian, akhirnya pada tanggal 11 April 1955, Gen. Choi Hong Hi mulai memperkenalkan nama Taekwon-Do sebagai seni bela diri nasional Korea.

Pada tahun 1959 bersidanglah para pimpinan aliran besar (Kwan) di Korea yaitu Song Moo Kwan, Jido Kwan, Chang Mu Kwan, Moo Duk Kwan, Chung Do Kwan, dan Oh Do Kwan. Akhirnya semua setuju untuk menggunakan nama Taekwon-Do sebagai seni bela diri nasional Korea dan Korea Taekwon-Do Association (KTA) pun terbentuk dan Gen. Choi Hong Hi terpilih sebagai presiden.

Beberapa tahun kemudian beliau memimpin tim demonstrasi Taekwon-Do untuk melakukan tur ke negara-negara seperti Vietnam, Taiwan, USA dsb untuk memperkenalkan Taekwon-Do kepada masyarakat dunia.

Pada tahun 1961 terjadi kudeta di Korea Selatan, Gen. Park Chung Hee menjadi presiden Korea Selatan menggantikan Syng Man Rhee yang tersingkir. Setahun kemudian Gen. Choi Hong Hi pensiun dari AD Korea Selatan dengan pangkat mayor jenderal, dan di tunjuk menjadi duta besar untuk negara Malaysia. Beliau kemudain memperkenalkan Taekwon-Do kepada masyarakat Malaysia, dan pada tahun 1963 atas permintaan PM Tunku Abdurahman beliau mengundang tim demonstrasi Taekwon-Do ke Malaysia. Pada kesempatan itu atas permintaan PM Lee Kuan Yew, beliau juga berkesempatan memperkenalkan Taekwon-Do kepada masyarakat Singapura.

Empat tahun kemudian Gen. Choi Hong Hi kembali ke Korea, beliau kemudian mengambil alih pimpinan KTA dan mulai lebih berkonsentrasi untuk mengembangkan dan menyebarkan Taekwon-Do. Pada tanggal 22 Maret 1966 atas prakarsa Gen. Choi Hong Hi, International Tae Kwon-Do Federation (ITF) akhirnya terbentuka dengan negara anggotanya Vietnam, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Jerman Barat, Itali, Turki, Mesir, dan Korea Selatan.

Beberapa tahun kemudian karena perbedaan politik dengan presiden Park Chung Hee dan tidak ingin ITF dijadikan sebagai alat politik, Gen Choi Hong Hi memutuskan untuk memindahkan markas ITF ke Totonto, Canada.

Presiden Park Chung Hee berusaha untuk membujuk Gen. Choi Hong Hi agar kembali ke Korea Selatan, termasuk dengan menculik dan menahan putra dan putri Gen. Choi Hong Hi. Tetapi beliau tetap memilih tidak akan kembali ke Korea Selatan.



Sejarah Taekwon-Do I


Meskipun asal-usul bela diri tidaak diketahui dengan pasti, namun dapat dianggap suatu kenyataan bahwa sejak dahulu telah ada tindakan fisik yang melibatkan penggunaan tangan dan kaki untuk tujuan melindungi diri.

Jika kita mendefinisikan tindakan fisik ini sebagai “Taekwon-Do”, maka setiap negara akan mengaku bahwa merekalah yang menciptakan Taekwon-Do.
Bagaimanapun, ada sedikit persamaan antara Taekwon-Do yang dijalani sekarang, dengan bentuk kasar perkelahian tangan kosong yang dikembangkan di masa lalu.

Taekwon-Do modern sangatlah berbeda dari seni bela diri lainnya. Karena seluruh teori, terminologi, teknik, sistem, konsep dasar, peraturan, seragam dan dasar spiritualnya dikembangkan, disusun, dan dinamakan secara ilmiah oleh sang penciptanya, Gen. Choi Hong Hi. Suatu kesalahan jika menganggap bila setiap tindakan apapun yang menggunakan tangan dan kaki untuk membela diri adalah Taekwon-Do. Hanya mereka yang melatih teknik-teknik yang berdasarkan pada seluruh teori, prinsip dan filsafat Gen. Choi Hong Hi dapat dikatakan sebagai siswa Taekwon-Do yang asli.

Kapan dan di mana Taekwon-Do dimulai?

Sejarah Taekwon-Do dimulai ketika semenanjung Korea dijajah oleh Jepang selama 35 tahun, hingga akhir perang dunia ke dua tahun 1945.

Maha guru dan pencipta Taekwon-Do Gen. Cgoi Hong Hi lahir pada tanggal 9 November 1918. Ketika itu tubuh beliau sangatlah lemah sehingga sangat mudah baginya untuk jatuh sakit. Ayahnya yang juga seorang ahli dalam pengobatan tradisionil berusaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh anaknya melalui ramuan herbal dan akupuntur (tusuk jarum).

Ketika duduk di kelas 5, Choi muda terlibat daalam pembentukan gerakan siswa anti Jepang yang berakibat dikeluarkannya beliau dari sekolah. Ayahnya yang sangat perduli pada masa depannya, menyuruhnya untuk belajar kaligrafi (seni menulis indah) pada seorang guru kaligrafi Master Han Il Dong yang juga ahli dalam Tae kyon. Yaitu seni bela diri Korea kuno yang berpokok pada gerak kaki. Terkesan akan keadaan kondisi fisik muridnya, selain kaligrafi Master Han Il Dong juga mulai membimbing Choi muda pada latihan-latihan berat seni bela diri Tae kyon untuk membentuk dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Setelah delapan tahun belajar, beliau dinyatakan lulus oleh Master Han Il dong.

Pada tahun 1938 terdorong oleh cerita dan bujukan kawan-kawannya, Choi muda tertarik pergi ke Jepang untuk mempelajari pengetahuan dari barat. Namun beberapa hari sebelum keberangkataannya ke Jepang, beliau terlibat dalam sebuah insiden yang akan membuatnya menghadapi pembalasan jika ia kembali ke Korea. Di Jepang, atas bujukan dan nasihat kawannya, beliau mempelajari Karate Shotokan dari Master Ghuchin Funagoshi hingga mencapai sabuk hitam Dan II.
Gen. Choi semasa berlatih Shotokan Karate di Jepang

Pada akhir tahun 1942, posisi Jepang beralih dari posisi ofensif ke posisi difensif, dan mereka memerlukan banyak tenaga untuk menunjang tentara mereka dalam perang di Asia Pasifik. Oleh karena itulah banyak mahasiswa Korea yang dipaksa menjadi tentara Jepang, tak terkecuali Choi muda. Beliau kemudian dikirim ke Seoul untuk mengikuti latihan-latihan dasar kemiliteran. Dalam latihan dasar kemiliteran Choi muda merencanakan untuk melarikan diri guna bergabung dengan pasukan gerilya rakyat Korea. Tetapi rencana beliau ketahuan, dan beliau dimasukan penjara dan di jatuhi hukuman mati. Di dalam penjara Choi muda mendalami dan mengajarkan ilmu bela diri yang dipelajarinya (kombinasi antara Karate Shotokan dan Taekyon) kepada para tahanan.


Senin, 16 Juli 2012

Sekilas mengenai ITFI


Dari waktu ke waktu telah terjadi perubahan dan perkembangan yang cukup besar dalam seni
beladiri Taekwon-Do di dunia. Dari sistem dan metode latihan, sistem organisasi hingga sistem kejuaraan.

International Taekwon-Do Foundation of Indonesia (ITFI) adalah badan organisasi resmi ang­gota International Taekwon-Do Federation, yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengajarkan seni bela diri Taekwon-Do yang beraliran ITF di Indonesia.

ITFI didirikan pada tanggal 9 Mei 2008 di Jakarta oleh 3 orang pionir Taekwon-Do ITF yaitu :
  1. Mr. Rico. C. Fransz
  2. Ms. Nina Liana
  3. Mr. Aryono Dennis

ITFI telah memiliki Badan Hukum yang disahkan oleh Notaris melalui SK Menteri Hukum &
HAM dengan nomor Akta Notaris: Unita Christina SH, no 21, tahun 2008.

Dalam kurun waktu tiga tahun, ITFI telah berusaha untuk berbuat semaksimal mungkin
guna mengembangkan dan memajukan seni bela diri Taekwon-Do ITF di tanah air. Diantaranya adalah dengan membuka dojang-dojang, mengadakan Ujian Kenaikan Tingkat, mendidik instruktur-in­struktur yang berkualitas, mengadakan peragaan tehnik-tehnik Taekwon-Do ITF, dan mengikuti kejuaraan-kejuaraan.

Kepengurusan ITFI:
  • Badan pengurus:
- Presiden : Aryono Dennis
- Sekretaris Umum : Rico C. Fransz
- Anggota : Nina L. Ramaputra
  • Bendahara : Pradita Piagia
  • Instruktur Kepala : Rico C. Fransz (Dan IV)
Dojang-dojang yang dimiliki oleh ITFI antara lain :
1. Dojang Pola Bugar
Jl. Kedoya Raya (Puri) no. 35, Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11520.
2. Dojang SLI (Sekolah Lentera Internasional)
Jl. Sultan Iskandar Muda no. 42, Jakarta Selatan .
3. Dojang SHB (Sekolah Harapan Bangsa)
Jl. Pulau Putri Raya Kv 10 Kota Modern, Tangerang 15117.
4. Dojang Spider Academy
Jl. Sultan Iskandar Muda No 7 BC Jakarta Selatan
5. Dojang Alam Sutera Sport Centre
Jl. Boulevard Alam Sutera, Serpong
6. Dojang Sekolah Pelita 2
Jl. Gg. Macan n0 23 - 29, Jakarta Barat
7. Dojang Citra 2
Gedung serbaguna Jl. Citra 2 Utama, Perumahan Citra 2 Cengkareng, Jakarta Barat

 
Kegiatan-kegiatan yang pernah diikuti oleh ITFI adalah :

1 Singapore Open Junior Taekwon-Do ITF Invitation, pada tanggal 12 November 2008 di
Singapura
2 South East Junior Taekwon-Do ITF Championship, pada tanggal 19 Juni 2009 di Kuala
Lumpur, Malaysia
3 Singapore Open Junior Taekwon-Do ITF Championship, pada tanggal 20 November 2009 di
Singapura
4 International Instructor Course pada tanggal 12 s/d 14 Maret 2010 di Penang, Malaysia
5 Malaysia Open Junior Taekwon-Do ITF Championship, pada tanggal 9 Juni 2010 di Kuala Lumpur,
Malaysia
6. Malaysia Open Junior Taekwon-Do ITF Championship, pada tanggal 29 April 2011 di Kuala Lumpur,
Malaysia
7. Demonstrasi teknik-teknik Taekwon-Do ITF pada tanggal 17 July 2011 di Mall Living World, AlamSutera
8. Singapore Biennial Singapore Junior Taekwon-Do Invitational Championship, pada tanggal 19 November
2011 di Singapore
9. Camp Taekwon-Do ITF - ITFI pada tanggal 5 Juli - 7 Juli 2012 di Cipanas, Puncak Jawa Barat

Definisi Taekwon-Do

TAEKWON-DO.........................Suatu jalan kehidupan. Apa arti Taekwon-Do secara tepat?

Secara singkatnya, Taekwon-Do adalah suatu versi seni bela diri tangan kosong yang dirancang untuk pertahanan diri. Namun Taekwon-Do mempunyai konsep yang lebih dari sekedar tujuan bela diri.
Taekwon-Do memanfaatkan tubuh secara ilmiah dalam metode bela diri, dimana tubuh memperoleh seluruh kemampuan tersebut melalui latihan fisik dan mental yang intensif.

Walaupun Taekwon-Do sebagai suatu seni bela diri, namun latihan kedisiplinan, teknik serta mental merupakan sarana bagi pembentukan rasa keadilan, keuletan, kerendahan hati, serta tekad yang kuat. Kondisi mental inilah yang membedakan antara praktisi Taekwon-Do sejati dengan orang-orang sensasional yang hanya memahirkan segi-segi pertarungan semata.

Ini adalah salah satu alasan mengapa Taekwon-Do disebut sebagai suatu seni pada bela diri, sebab Taekwon-do juga melibatkan cara berpikir dan kehidupan, khususnya dalam penanaman konsep dan semangat disiplin yang kuat pada diri sendiri serta penegakan moral luhur yang ideal.

Gambaran terdekat untuk Taekwon-Do adalah sebuah falsafah hidup.

Diterjemahkan secara harafiah, "Tae" berarti melompat atau melayang, untuk menendang atau menyerang dengan menggunakan kaki. "Kwon" untuk menunjukan kepalan tangan, terutama untuk memukul atau menghancurkan yang menggunakan tangan atau kepalan tangan. "Do" berarti seni atau jalan - suatu jalan kebenaran yang telah dibangun dan dipelopori oleh orang-orang suci dan bijaksana di masa lalu.
Dengan demikian secara keseluruhan "Taekwon-Do" dapat diartikan sebagai latihan mental dan teknik-teknik pertarungan tanpa senjata untuk pertahanan diri serta kesehatan, yang melibatkan penggunaan keterampilan memukul, menendang, menangkis serta menghindar dengan kaki dan tangan kosong terhadap serangan cepat yang berbahaya dari lawan atau para lawan yang bergerak.

Taekwon-Do secara pasti menjadikan yang lemah untuk memiliki sebuah senjata yang baik, yang apabila digabungkan bersama dengan rasa percaya diri akan dapat melindungi diri sendiri serta menaklukan lawan.

Tentu saja, jika salah dalam penerapannya, Taekwon-Do dapat menjadi sebuah senjata yang mematikan. Oleh karena itu, latihan mental harus ditekankan untuk mencegah agar para siswa tidak menyalahgunakannya.

Bagi kaum wanita, mereka secara pasti akan mendapatkan Taekwon-Do sebagai suatu modal yang tak ternilai dalam menangani dan menghalau "para srigala". Ketika sseorang menjelaskan dalam banyak hal dimana para wanita yang lemah dapat melindungi diri mereka sendiri secara efektif, mereka mungkin tidak mempercayainya. Namun sesungguhnya, mereka akan mampu melakukannya bila mereka benar-benar menguasai seni bela diri secara baik.

Kemampuan-kemampuan yang dapat dilakukan didalam Taekwon-Do banyak sekali jumlahnya. Untuk menyebutkan beberapa contoh yang mungkin berkaitan misalnya : melompat untuk menyerang dengan kaki ke sebuah sasaran, atau memecahkan beberapa papan pinus dengan ketebalan satu inchi dan masih banyak lagi. Bagi orang awam, kemampuan tersebut kedengarannya mustahil, namun bagi para siswa Taekwon-Do yang serius beserta seluruh eksponen seni bela diri ini, hal tersebut sudah menjadi biasa. Tentu saja, dengan menguasai seni bela diri ini, tidak berarti bahwa anda akan diminta untuk melakukan hal-hal yang tidak mungkin.

Latihan yang berkesinambungan adalah dasar untuk menjaga kondisi puncak dan kondisi fisik seseorang. Dalam berlatih seluruh otot tubuh manusia akan dimanfaatkan.

Dari pemanfaatan otot-otot yang dimiliki oleh seseorang akan dimungkinkan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot tersebut, yang selanjutnyadiperlukan untuk menghantarkan kekuatan tersebut ke sasaran pada tubuh manusia, terutama pada lokasi titik-titik yang mematikan atau vital pada lawan, khususnya pada saat lawan sedang bergerak.

Intinya, sangatlah perlu untuk mengingatkan para siswa Taekwon-Do bahwa seni bela diri ini khusus dirancang untuk melakukan tindakan balasan yang cepat dalam menghadapi penyerang yang sedang bergerak.

Sama seperti dengan pengunaan kekuatan momentum dari lawan, sebuah dorongan ringan adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mengacaukan keseimbangan serta menumbangkannya.

Bagi para siswa Taekwon-Do yang menjalani latihan secara teratur atau memahirkannya, mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk berpikir ketika sebuahk aksi datang secara tiba-tibag. Reaksiyang mereka berikan dalam waktu singkat, telah menjadikan sebuah gerak refleks.

Oleh karena itu, pengulangan dalam latihan sehari-hari sangat ditekankan, agar menjadi mahir dalam teknik-teknik menyerang maupun bertahan.

Waktu yang telah dihabiskan untuk berlatih tidak akan terbuang sia-sia, yang tentu saja anda akan mendapatkan suatu bentuk reaksi yang sangat cepat serta serangan-serangan yang mematikan terhadap lawan anda pada saat melindungi diri.

Sekalipun Taekwon-do dilakukan untuk tujuan gerak badan, kenikmatan yang diperoleh akan seimbang dengan waktu yang telah dihabiskan. Taekwon-Do dapat dilakukan oleh tua dan muda, laki-laki maupun perempuan.